Sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Oxford University menemukan bahwa keterikatan emosi yang baik antara ayah dan anak berpengaruh pada perilaku anak. Penelitian ini melibatkan lebih dari 10 ribu orangtua di Inggris barat dan selatan.
Penelitian dilakukan dalam dua periode: saat anak masih balita dan saat anak memasuki usia sekolah. Di periode pertama, para peneliti mengamati tiga aspek: respon emosional ayah terhadap anak, frekuensi keterlibatan ayah dalam urusan domestik dan pengurusan anak, serta cara ayah berperan. Di periode kedua, saat anak berusia 9 dan 11 tahun, para orangtua ditanya tentang perilaku anak sekaligus kemampuan sosial mereka di sekolah dan lingkungan.
Hasilnya, ayah yang melibatkan banyak emosi dan berperan sebagai orangtua, berisiko lebih rendah memiliki anak yang perilakunya bermasalah. "Temuan ini menunjukkan keterlibatan orangtua di masa kanak-kanak adalah faktor terkuat yang mempengaruhi perilaku anak di kemudian hari. Dan bukan ditinjau dari jumlah waktu yang diberikan ayah dalam mengurus urusan domestik serta pengasuhan anak," ungkap tim peneliti. Ini bukti bahwa keterlibatan ayah bisa meringankan beban dan depresi ibu, yang meningkatkan risiko masalah perilaku anak. Keterlibatan ayah juga merupakan perwujudan keluarga yang utuh dan bahagia, yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak. - red