Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kondisi fisik ibu saat kehamilan bisa menyebabkan Autisme pada anak yang di kandung. Hal ini didukung dari sebuah penelitian terhadap sekelompok besar anak yang menemukan kaitan antara peningkatan risiko gangguan spektrum autisme dan kondisi ibu yang dilaporkan demam selama kehamilan.
Penelitian yang dilakukan oleh Public Health di Columbia University di New York City, Amerika Serkat ini menemukan bahwa risiko autisme meningkat seiring dengan jumlah demam yang dilaporkan setelah 12 minggu kehamilan. Risikonya meningkat menjadi 300 persen lebih tinggi apabila demam dilaporkan tiga kali atau lebih.
Untuk diketahui ibu hamil dengan demam tinggi selama satu minggu atau lebih, memiliki risiko lebih besar melahirkan anak dengan kondisi autis. Hal itu karena efek dari virus penyebab demam, berdampak pada janin yang sedang berkembang. Secara teori memang gejala demam berkepanjangan pada ibu hamil bisa menyebabkan gangguan saraf pada janin yang dilahirkan. Hal itu dikarenakan masa pertumbuhan janin yang terganggu sehingga proses pembentukan dapat berjalan kurang sempurna. Faktor inilah yang dianggap memperbesar peluang kelahiran anak menderita autisme.
Meski demikian, ibu hamil tidak perlu khawatir berlebihan saat demam. Para ahli menemukan hanya sebagian kecil ibu yang demam saat hamil yang kemudian benar-benar memiliki anak autis. Seorang peneliti menambahkan, hal ini kemungkinan juga berkaitan dengan respon imunitas ibu terhadap virus penyebab demam, yang kemudian memengaruhi perkembangan janin. Selain itu, keterkaitan ini belum bisa dipastikan, dan kemungkinan besar bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan terjadinya autisme. (red)