Kering Belum Tentu Aman
Awalnya toilet dinamakan kakus. Kemudian sebutan itu berganti menjadi jamban, WC, dan akhirnya bertransformasi menjadi toilet. Tiga nama yang pertama identik dengan fasilitas apa adanya dan masih sederhana. Sedangkan istilah yang terakhir sudah modern. Kesan jorok, becek, dan jongkok berganti konsep menjadi toilet kering (toilet duduk), membuatnya menjadi lebih bersih dan nyaman digunakan. Meski terlihat bersih, tapi pengguna toilet duduk justru harus lebih berhati-hati dalam menggunakan toilet duduk. Pada sebuah penelitian, ditemukan setidaknya 21 jenis bakteri dan 2 jenis jamur di area tersebut. Keberadaan kuman tersebut bisa mengganggu kesehatan.
Perempuan Lebih Rentan
Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin bisa timbul akibat penggunaan toilet yang kurang bersih biasanya lebih banyak diderita kaum perempuan. Yang paling mudah menyerang adalah infeksi kulit dan sekitar vagina. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal pada area vagina, keputihan, dan bintik-bintik merah. Area selangkangan (antara vagina dan dubur) juga merupakan daerah yang sangat rentan terkena jamur dan bakteri, karena posisinya yang bersentuhan langsung dengan dudukan toilet. Penggunaan toilet yang kurang bersih juga bisa memicu timbulnya gangguan saluran kemih/kencing (ISK). Penyebab utamanya adalah bakteri E. Coli, yang banyak ditemukan di toilet. Infeksi saluran kemih dibagi dua jenis: ISK bagian atas dan ISK bagian bawah. Pada ISK bagian atas, kuman menyebar lewat saluran kecing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh. Penderita bisa mengalami infeksi ginjal dan urosepsis. Dibandingkan laki-laki, perempuan memang lebih rentan terkena ISK. Pasalnya, lokasi vagina dan saluran kemih berdekatan. Kondisi vagina itu sendiri bisa menjadi sarang kuman dan bakteri, sehingga bila terinfeksi kuman bisa menyebar ke saluran kemih. Sedangkan laki-laki memiliki saluran kemih yang lebih panjang, sehingga menyulitkan kuman untuk masuk.
Lakukan Cara yang Aman
Meski begitu, toilet umum bukan biang keladi penyebab terjangkitnya infeksi maupun gangguan kesehatan. Toilet hanya bersifat sebagai media penularan kuman. Kuman dan bakteri di toilet umum justru berasal dari penggunanya. Pengguna toilet yang memiliki infeksi atau penyakit tertentu bisa saja menyebarkannya melalui tisu, air, atau dudukan toilet yang kemudian digunakan orang lain. Pada titik inilah pepatah ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’ berlaku. Sebelum terkena infeksi kuman dari toilet umum, sebaiknya melindungi diri dengan cara-cara aman berikut:
• Selalu menjaga kebersihan dengan membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan toilet umum. Toilet yang tampak bersih bukan jaminan bebas dari kuman. Sumber kuman bisa jadi malah dari Anda sendiri, khususnya tangan.
• Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Toilet model ini tidak menyentuh langsung permukaan kulit, sehingga lebih aman digunakan.
• Bila terpaksa menggunakan toilet duduk, bersihkan dahulu dudukan toilet. Anda bisa menggunakan alkohol, antiseptik, atau cairan pembersih khusus untuk dudukan toilet yang kini banyak tersedia di pasaran. Bila perlu, setelah dibersihkan, lapisi dudukan toilet dengan tisu, atau melakukan kegiatan buang air dengan posisi setengah duduk sehingga tidak terjadi kontak langsung antara kulit dengan toilet.
• Jangan cebok dengan menggunakan air yang ditampung di bak mandi atau ember. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur Candida. Pakailah shower/semprot atau air dari keran langsung. Langkah terbaik dan aman, gunakan air kemasan untuk membasuh.
• Biasakan cebok dengan cara yang benar, yaitu dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya. Bila Anda cebok dari arah belakang ke depan, itu sama saja dengan membawa kotoran ke daerah vagina atau saluran kecing.
• Pastikan penutup toilet duduk dalam keadaan menutup saat Anda membilas (flush), agar tidak ada kuman atau bakteri yang terlempar ke luar terkena pusaran air.
ANDA BOLEH TAHU
Si Jongkok VS Si Duduk
Menggunakan toilet duduk memang lebih praktis, tetapi toilet jongkok justru memiliki kelebihannya tersendiri.
• Peluang terkena atau tertular kuman lebih kecil dibanding toilet duduk, karena tidak terjadi kontak langsung antara kulit dengan toilet.
• Posisi jongkok membuat proses pembuangan lebih lancar dan tuntas.
• Otot-otot sekitar usus besar lebih nyaman bekerja karena otot paha saat jongkok ikut membantu peregangan. Hal ini bisa mencegah terjadinya hernia.
• Saat posisi duduk dan mengejan, ada beberapa syaraf yang rentan terkena tekanan, misalnya syaraf kandung kemih, prostat, dan rahim. Sementara posisi jongkok melindungi syaraf-syaraf tersebut dari kerusakan.
Text : Filia Darwi