ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Anak dengan ADHD seringkali dicap sebagai anak nakal sehingga ia sering dijauhi teman sepermainan atau sekolah karena tidak atau sulit memahami kondisi anak dengan ADHD.
Dalam rangka kampanye peduli ADHD, ADDolescent yang merupakan bagian dari Community Cervice Sekolah Tunas Muda menyelenggarakan seminar yang bertajuk You Mean I’m Not Stupid, Lazy or Crazy” bertempat di Sekolah Tunas Muda Meruya, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Dalam seminar tersebut juga dilangsungkan acara peluncuran mobile games “BRAINZEN” yang merupakan hasil kerja sama ADDolescent dengan Clevio Coding Camp. Selain itu juga diputar film pendek yang berjudul “ADHD And Me”, yang diproduksi dan diperankan oleh tim ADDolescent.
Seminar yang menghadirkan Pinkan Margaretha, M. Psi, Psikolog sebagai pembicara memaparkan dengan gamblang ciri-ciri anak atau remaja dengan ADHD, gangguan utama ADHD serta memberikan tips singkat bagaimana mengatasi anak atau siswa dengan ADHD.
“ADHD bukan penyakit seperti flu misalnya, sehingga bisa disembuhkan. ADHD serumpun dengan Autisma, Kesulitan Belajar Spesifik dan gangguan neurologis lainnya, merupakan kondisi yang menetap, tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikelola,” jelas Pinkan. di awal seminar. Lebih lanjut ia memaparkan bahwa dalam mengelola ADHD, perlu sinergi antara para ahli baik psikolog, psikiate dan dokter anak serta guru dan orangtua sebagai partner sejajar.
ADDolescent sendiri didirikan pada April 2016 dan diprakarsai oleh tiga siswa kelas 8 Sekolah Tunas Muda sebagai bagian dari program Community Service. Ketiga remaja William Nathan, Christopher Ernesto dan Hosea Yoel ingin menyuarakan kepedulian terhadap Attention Deficit Disorder yang sering dijumpai di anak-anak maupun remaja usia sekolah namun masih belum dipahami dengan baik oleh orangtua, guru maupun yang mengalami ADHD sendiri. “Melalui ADDolescent, kami ingin mengajak remaja yang lain untuk mulai peduli terhadap teman-temannya yang mungkin mengalami ADHD dan mendukungnya.”
Meski baru saja didirikan, saat ini sudah beberapa program yang dijalankan oleh ADDolescent antara lain memproduksi video pendek berjudul “ADHD and Me” mengenai kisah remaja dengan ADHD yang juga berisi liputan Tanya Jawab dengan beberapa orang dewasa dengan ADHD, seminar peduli ADHD “You Mean I’m Not Stupid, Lazy or Crazy”, program donasi“Wear Your Support” yakni berupa penjualan T’shirt yang didesain sendiri oleh tim ADDolescent. (YU)